I don't want a lot of things. I just want to invite you to think together!

Pages

Friday 12 April 2013

Ketika Muncul Pelacur Akademis dan Para Pengecut

Pagi itu adalah jam mata kuliah sosiologi(disamarkan) di gedung E201 FISIP UI. seperti biasannya aku selalu berangkat pagi dan mengikuti kelas dengan tertib. aku selalu memperhatikan apa yang dijelaskan dosen. dosenku masih muda, mungkin kira - kira masih dibawah umur tiga puluh tahun. seorang akademisi muda yang mungkin baru mendapat gelar master. ketika pelajaran dimulai, ternyata sang dosen salah dalam menerangkan maksud dari isi buku yang kami pelajari. tanpa pikir panjang, akupun langsung memprotes apa yang diterangkan oleh dosen tersebut. aku memberi pembenaran, dan menafsirkan teori sesuai dari penafsiran pemikirannya. namun ternyata harga diri dosenku terlalu tinggi untuk mengakui penjelasan mahasiswannya. bukannya berterimakasih karena diingatkan, eh malah dia marah - marah dan menyalah - nyalahkan argumenku. ada dua orang temanku yang mambantu aku berargumen melawan dosen. tapi sia - sialah usaha kami, argumen kami ditolak mentah - mentah, bahkan dimaki - maki. aku merasa ini adalah pelecehan intelektual. seorang akademisi seharusnnya mengedepankan kebenaran daripada apapun. dosenku tak ubahnnya seorang pelacur akademis.

Pada akhir semester aku mendapatkan nilai yang buruk di mata kuliah ini. tentu saja dengan kedua temanku juga. kami semua mendapat nilai pas - pasan. apakah dosen adalah wakil tuhan di dunia yang semua dikatakannya benar? rasannya aku tidak ingin melihat orang ini lagi. sebenarnnya aku tidak terlalu mempermasalahkan nilai, tetapi sikapnnya yang melecehkan ilmu yang sangat kubenci. aku juga sangat benci teman - temanku yang tahu kebenaran, tetapi mereka diam saja. mereka hanya menjaga image di depan dosen. mereka berharap dengan diam tanpa memprotes, mereka akan mendapatkan nilai yang lebih baik dariku. nyatannya mereka memang dapat nilai yang lebih baik dariku. itu semakin membuatku membenci mereka. mereka itu pengecut, tak berani berkata kebenaran. kepengecutan dirasionalisasikan sebagai kepatuhan. kalau terlalu banyak pengecut di negeri ini, aku takut korupsi lama - lama dibenarkan, karena tidak ada yang berani menentang. teman - temanku yang diam ini secara tidak sadar mereka sudah memunafikan diri mereka sendiri. mereka tahu yang benar, tetapi pasang tampang hello kitty di depan yang berkuasa(dalam hal ini dosen).

aku sangat sedih dengan mentalitas bangsa ini kawan. jika dosenya menjadi pelacur akademis, sedangkan mahasiswannya menjadi orang yang pengecut dan munafik, mau dikemanakan bangsa ini? Indonesia merdeka itu gara - gara pendahulu kita seperti Soekarno - Hatta - Tan Malaka itu berani menyatakan kebenaran. mereka rela dibuang di Flores dan Boven digul demi mengungkap penindasan penjajah. hal ini kontras dengan anak - anak jaman sekarang begitu pengecut hanya karena takut mendapat nilai buruk. padahal kita bersekolah hakikatnnya itu mencari ilmu. kebenaran juga merupakan suatu ilmu. jika aku menjadi dosen, aku akan beri nilai mahasiswaku yang terbodoh sembilan puluh lima di raportnya. supaya apa? supaya kalian tahu betapa tak berhargannya sebuah nilai ! (daripada ilmu dan kebenaran)

Chairul Anam Bagus Haqqiasmi
Jakarta 12 - April - 2013
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Angkringan Intelektual
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top