I don't want a lot of things. I just want to invite you to think together!

Pages

Sunday 5 October 2014

Kesederhanaan

Ada dua nilai yang selama ini saya pegang erat dan terus pelajari. Nilai itu adalah kesederhanaan dan kebermanfaatan. Akhir – akhir ini saya banyak sekali belajar tentang kesederhanaan dan mencoba mengamalkannya. Menurut saya jauh di lubuk hati paling dalam manusia memiliki perasaan akan kesederhanaan. Definisi sederhana sendiri sebenarnya tidak rumit. Anda hanya memiliki barang yang anda butuhkan, anda makan hanya ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, anda memiliki baju hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan, tidak berlebih. Ibarat jika di rumah anda memiliki meja yang tak terpakai, dan anda biarkan saja, berarti anda telah merusak prinsip kesederhanaan. Dalam kasus meja tersebut, anda mengoleksi barang yang bahkan tidak anda butuhkan. Mungkin ada orang di luar sana yang lebih membutuhkan meja itu daripada anda.

Semua orang suka kesederhanaan. Postulat ini bukan tanpa bukti, coba lihatlah produk – produk perusahaan Apple yang memiliki prinsip kesederhanaan dalam setiap produknya, khususnya desain produk. Hal ini tidak terlepas dari filosofi agama Budha aliran Zen Steve Jobs yang menjunjung tinggi kesederhanaan. Miliuner mana yang memiliki rumah sekecil Steve Jobs? Itulah hebatnya kesederhanaan yang ditularkannya di Apple. Semua orang menyukainya sehingga Apple menjadi perusahaan dengan salah satu aset terbesar di dunia. Banyak orang di dunia hidup dengan berlebih – lebihan. Pertanyaan yang sering saya ajukan, apakah mereka bahagia? sebagian besar tidak, mereka selalu menumpuk kekayaan dan menumpuk kepemilikan atas barang – barang yang dimiliki tanpa pernah puas. Mereka hanya dibujuk oleh kesenangan sementara yang didapat ketita mengakumulasikan harta. 

Saya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa “kepemilikanlah” yang menyebabkan penderitaan. Kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai jika kita menghilangkan kepemilikan atas semua keinginan semu. Rasa memiliki harta benda, ataupun seseorang membuat kita rapuh saat kita kehilangan ataupun tidak bisa memilikinya. Saya selalu memiliki filosofi lepaskanlah kepemilikan, dan biarlah hidup menemukan kebahagiaan sejatinya.  Akhir – akhir ini saya berusaha menerapkan semua prinsip – prinsip kesederhanaan, dan hasilnya sangatlah luar biasa.

Semisal, saya mulai mendisiplinkan diri memakai pakaian – pakaian polos, hampir tanpa motif karena memang saya menerapkan prinsip sederhana tersebut, bahkan dalam hal – hal sepele seperti desain. Yang mengejutkan adalah ternyata hal tersebut justru dianggap baik di lingkungan saya. Saya juga mulai mengontrol pola makan saya. Saya makan hanya ketika saya lapar, dan saya menjadwalkan dua kali sehari dengan porsi yang tidak menyebabkan kekenyangan. Menurut saya makan tiga kali sehari, dengan porsi yang mengenyangkan adalah hal yang berlebihan. Saya hanya berpikir saya bisa hidup tanpa makan sebegitu banyak, dan saya mulai menganggap jika anda kelebihan berat badan berarti anda belum mengamalkan prinsip sederhana dengan benar. 

Saya hanya ingin menerapkan prinsip sederhana dalam hal – hal kecil. Dan ternyata hal tersebut benar – benar membawa pengaruh positif. Saya merasa jauh lebih bahagia karena bisa melepaskan hasrat kepemilikan yang membuat penderitaan.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Angkringan Intelektual
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top