Ada dua
nilai yang selama ini saya pegang erat dan terus pelajari. Nilai itu adalah
kesederhanaan dan kebermanfaatan. Akhir – akhir ini saya banyak sekali belajar
tentang kesederhanaan dan mencoba mengamalkannya. Menurut saya jauh di lubuk
hati paling dalam manusia memiliki perasaan akan kesederhanaan. Definisi sederhana
sendiri sebenarnya tidak rumit. Anda hanya memiliki barang yang anda butuhkan,
anda makan hanya ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, anda memiliki baju
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan, tidak berlebih. Ibarat jika di rumah anda
memiliki meja yang tak terpakai, dan anda biarkan saja, berarti anda telah
merusak prinsip kesederhanaan. Dalam kasus meja tersebut, anda mengoleksi
barang yang bahkan tidak anda butuhkan. Mungkin ada orang di luar sana yang
lebih membutuhkan meja itu daripada anda.
Semua
orang suka kesederhanaan. Postulat ini bukan tanpa bukti, coba lihatlah produk –
produk perusahaan Apple yang memiliki prinsip kesederhanaan dalam setiap
produknya, khususnya desain produk. Hal ini tidak terlepas dari filosofi agama
Budha aliran Zen Steve Jobs yang menjunjung tinggi kesederhanaan. Miliuner mana
yang memiliki rumah sekecil Steve Jobs? Itulah hebatnya kesederhanaan yang
ditularkannya di Apple. Semua orang menyukainya sehingga Apple menjadi
perusahaan dengan salah satu aset terbesar di dunia. Banyak orang di dunia
hidup dengan berlebih – lebihan. Pertanyaan yang sering saya ajukan, apakah
mereka bahagia? sebagian besar tidak, mereka selalu menumpuk kekayaan dan
menumpuk kepemilikan atas barang – barang yang dimiliki tanpa pernah puas. Mereka
hanya dibujuk oleh kesenangan sementara yang didapat ketita mengakumulasikan
harta.
Saya
sampai pada sebuah kesimpulan bahwa “kepemilikanlah” yang menyebabkan
penderitaan. Kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai jika kita menghilangkan
kepemilikan atas semua keinginan semu. Rasa memiliki harta benda, ataupun
seseorang membuat kita rapuh saat kita kehilangan ataupun tidak bisa
memilikinya. Saya selalu memiliki filosofi lepaskanlah kepemilikan, dan biarlah
hidup menemukan kebahagiaan sejatinya. Akhir
– akhir ini saya berusaha menerapkan semua prinsip – prinsip kesederhanaan, dan
hasilnya sangatlah luar biasa.
Semisal,
saya mulai mendisiplinkan diri memakai pakaian – pakaian polos, hampir tanpa
motif karena memang saya menerapkan prinsip sederhana tersebut, bahkan dalam
hal – hal sepele seperti desain. Yang mengejutkan adalah ternyata hal tersebut
justru dianggap baik di lingkungan saya. Saya juga mulai mengontrol pola makan
saya. Saya makan hanya ketika saya lapar, dan saya menjadwalkan dua kali sehari
dengan porsi yang tidak menyebabkan kekenyangan. Menurut saya makan tiga kali
sehari, dengan porsi yang mengenyangkan adalah hal yang berlebihan. Saya hanya
berpikir saya bisa hidup tanpa makan sebegitu banyak, dan saya mulai menganggap
jika anda kelebihan berat badan berarti anda belum mengamalkan prinsip
sederhana dengan benar.
Saya
hanya ingin menerapkan prinsip sederhana dalam hal – hal kecil. Dan ternyata
hal tersebut benar – benar membawa pengaruh positif. Saya merasa jauh lebih
bahagia karena bisa melepaskan hasrat kepemilikan yang membuat penderitaan.
0 comments